Cercle Brugge: 2007/08 Home Jersey
Klub yang berdiri pada tahun yang sama dengan A.C. Milan ini bernama lengkap Cercle Brugge Koninklijke Sportvereniging. Pada musim 2013/14, genap sudah sepuluh tahun Cercle Brugge kembali ke divisi teratas kompetisi sepakbola Belgia: Jupiler League. Klub yang pada sejarah berdirinya difokuskan pada lima cabang olahraga: sepakbola, tenis, kriket, lari, dan bersepeda ini menyandang Matricule Number 12. Apakah matricule number? Singkatnya, ini adalah nomor unik yang dimiliki klub sepakbola di Belgia.
Sistem matricule number ini dimulai sejak tahun 1926. Dimana KBVB, Football Association-nya Belgia, mewajibkan setiap klub sepakbola lokal untuk mendaftar ke asosiasi nasional sebagai reaksi atas perkembangan yang sangat pesat saat itu di olahraga sepakbola yang ditandai dengan semakin banyak berdirinya klub-klub sepakbola lokal.
Klub yang pertama kali mendapat matricule number adalah Royal Antwerp F.C. Saat ini terdapat beberapa matricule number yang kosong dikarenakan klub telah bubar ataupun merger bersama klub lain dengan berbagai alasan, salah satunya masalah finansial. Terkait merger yang dilakukan, klub harus memilih salah satu matricule number agar tetap eksis, dan biasanya kedua klub akan bersepakat meilih matricule number klub yang bermain di kasta kompetisi yang terbaik diantara keduanya. Kondisi ini tentunya menguntungkan bagi klub yang tadinya bermain di divisi yang lebih rendah, namun merger mengakibatkan penghapusan atas semua gelar yang telah diperoleh kedua klub sebelumnya.
Merger pula yang turut mengubah nama sebuah klub yang pada awal biasanya menyandang unsur nama daerah asal klub sebagai identitas. Jadi, dapat dipastikan bahwa kedua klub adalah hasil merger ketika nama klub berunsurkan dua nama daerah. Namun bukan hanya merger yang dapat mengakibatkan perubahan nama. Sejak tahun 1968, klub yang telah berumur lebih dari lima puluh tahun dapat menambahkan kata Royal (atau Koninklijke) pada nama klub. Sebelum tahun 1958 hak eksklusif ini diberikan pada klub yang telah berumur dua puluh lima tahun. Kebijakan ini berubah diantara tahun 1958 dan 1968 dimana hanya klub yang telah eksis lebih dari tiga puluh lima tahun yang memperoleh hak ini.
Cercle Brugge yang berkandang di Stadion Jan Breydel ini belum pernah menjuarai liga dengan format nama yang sekarang: Jupiler Pro League. Namun memiliki tiga gelar liga kasta teratas sepakbola Belgia pada tahun 1911 saat kasta teratas bernama Division I, serta tahun 1927 dan 1930 saat bernama Division d’Honneur.
Sebagai juara liga Belgia di tahun 1930 membuat Cercle Brugge turut diundang pada gelaran Coupe des Nations 1930, katanya kejuaraan inilah cikal bakal dari UEFA Champions League. Minus Benfica yang menolak berpartisipasi dan Sheffield Wednesday sebagai jawara liga Inggris yang akhirnya tidak jadi diundang dikarenakan pada saat itu Inggris sedang menarik diri dari keanggotaan FIFA, kejuaraan akhirnya digelar dengan sepuluh peserta. Diantara sepuluh klub partisipan yang masih dapat dikenali hingga saat ini antara lain: Bologna, Go Ahead Eagles, dan Greuther Fürth.
Yang menjadi juara saat itu adalah Újpest Football Club dari Hungaria. Sedangkan Cercle Brugge harus tersingkir setelah mendapatkan kesempatan kedua ketika para klub yang kalah pada putaran pertama dipertemukan kembali. Keunggulan 4-2 Slavia Praha yang membuat Cercle Brugge harus bertemu dengan Servette sang tuan rumah yang bernasib sama di putaran pertama. Tak mau mendapatkan hasil sama seperti putaran pertama, Servette menggungguli Cercle Brugge 2-1 hingga melaju sampai meraih peringkat empat kejuaraan.
Disamping ketiga gelar tadi, dua gelar Piala Belgia juga menghiasi lemari piala Cercle Brugge. Gelar pertama diamankan pada tahun 1985, sedangkan yang kedua menyusul sebelas tahun kemudian. Mewakili Belgia di Piala Winners tahun 1986 adalah keikutsertaan Cercle Brugge di kompetisi antar klub Eropa yang kedua setelah tahun 1930. Pertandingan pertama yang mempertemukan Cercle dengan Dynamo Dresden di putaran pertama adalah pertandingan terakhir mereka di kompetisi kasta kedua Eropa saat itu. Kalah dalam jumlah gol tandang melengkapi hasil agregat 4-4. Berpartisipasi di Piala Winners musim 1996/97, nasib Cercle tak jauh beda dengan penampilan di kompetisi yang sama musim 1985/86. Tereliminasi di putaran pertama. Yang membedakan adalah agregat gol yang cukup mencolok kali ini: 3-6.
Kembali lagi ke lemari trofi yang berisikan Piala Belgia, Cercle hampir mengulangi hasil yang di dapat di tahun 1985. Setahun setelah memenangi Piala Belgia, Cercle kembali bermain di final. Kali ini terjadi derby di final Piala Belgia tahun 1986. Namun apa daya, dua gol penalti Jean-Pierre Papin (sebelum kembali ke Perancis bersama Marseille, Club Brugge adalah klub pertama Papin di luar Perancis setelah meninggalkan Valenciennes) melengkapi kemenangan 3-0 Club Brugge. Sepuluh tahun berlalu sejak saat itu, kedua klub bertemu kembali di final Piala Belgia. Dan… Cercle kembali harus mengakui keunggulan tim sekota. Club Brugge menang 2-1. Yang paling anyar, Cercle kembali melaju ke final Piala Belgia di tahun 2010. Menyerah 0-3 dari Gent membuat Cercle masuk tiga besar klub Belgia yang paling banyak meraih runner-up Piala Belgia di bawah Standard Liège dan Club Brugge.
Ada satu penghargaan khusus dari pendukung klub yang pernah diperkuat Eidur Gudjohnsen ini bagi para pemainnya. Namanya Pop Poll d’Echte. Penghargaan ini didasarkan pada polling yang dilakukan dua kali dalam satu musim: pertama pada saat pertandingan kandang terakhir sebelum winter break dan pada saat pertandingan kandang terakhir musim berjalan. Hanya dua kriteria untuk memenangkan award ini: performa yang apik di atas lapangan dan kecintaan pada klub. Jangan sepelekan salah satu kriteria tersebut. Tengoklah nasib Alex Querter yang dipilih fans sebagai pemenang di musim 1981/82. Dikarenakan saat itu sang pemain pindah ke klub rival sekota, beliau tidak pernah menerima penghargaan tersebut dikarenakan gagal di poin kecintaan pada klub. Morten Olsen tercatat tiga kali meraih penghargaan ini berturut-turut sejak tahun 1973.
Home jersey Cercle Brugge musim 2007/08 pada edisi jersey kali ini adalah keluaran MASITA. Musim yang cukup fenomenal dimana Cercle Crugge finish di peringkat empat Jupiler Pro League. Kostum ini lumayan penuh oleh sponsor. Bagi pecinta klub-klub sepakbola Brasil atau Perancis, harusnya kostum ini menarik perhatian dari segi ke-rame-an. Tengok saja di bagian belakang mejeng VAILLANT di atas nama pemain. Dibawah nomor punggung, berbaris RENAULT DENOYEL dan VACANSOLEIL.
MASITA sendiri mejeng di tiga titik: dibawah kerah, lengan kanan dan kiri. Di lengan kanan terdapat patch BRUGGE WERELDERFGOEDSTAD dan di lengan kiri ada patch OUD BRUGGE. Keduanya sangat identik dengan kota Brugge, bila patch kanan diartikan secara harfiah berarti “Brugge Kota Warisan Dunia” dan Oud Brugge adalah keju yang sangat terkenal dari Belgia. Oh ya satu lagi, terasa belum cukup nampang di belakang dan depan kostum dalam ukuran besar, VACANSOLEIL dengan ukuran lebih kecil pun nampang di bagian depan kostum dekat kerah di tiga titik. (soe)