FIFA Confederations Cup adalah turnamen sepakbola berumur lima tahun saat diadopsi FIFA dari Arab Saudi yang membidani lahirnya pada tahun 1992 dan memberinya nama King Fahd Cup pada awalnya. Sebelum diadopsi FIFA, sempat dua kali Arab Saudi menyelenggarakan King Fahd Cup pada tahun 1992 dan 1995. Saat diambil alih FIFA, turnamen ini diselenggarakan setiap dua tahun sekali.

Gabriel Omar Batistuta – sumber: taringa.net
Gelaran perdana Piala Konfederasi diikuti empat negara: Argentina, Amerika Serikat, Pantai Gading, dan tuan rumah. Dengan materi tim seperti Gabriel Batistuta, Claudio Caniggia, Diego Simeone, dan Fernado Redondo, Argentina membawa pulang piala setelah mengalahkan tuan rumah 3-1 di final turnamen yang menggunakan format straightforward four-team ini. Peringkat tiga diraih Amerika Serikat yang menggulung Pantai Gading 5-2, setelah keduanya mengalami kekalahan di pertandingan pertama: Amerika Serikat kalah 0-3 dari tuan rumah dan Pantai Gading menyerah 0-4 dari Argentina.
Tiga tahun kemudian, kali ini juara Piala Eropa 1992 berpartisipasi. Laudrup bersaudara berhasil mengawinkannya dengan Piala Konfederasi, setelah di final mengalahkan juara bertahan dengan skor 2-0. Perhelatan tahun ini menambah dua peserta, yang mengakibatkan format berubah menjadi dua grup: para juara grup langsung ke final, sementara para runner-up grup memperebutkan peringkat tiga turnamen yang dimenangkan Mexico melalui adu penalti melawan Nigeria. Dua wakil Asia: tuan rumah dan Jepang, menghuni dasar klasemen di masing-masing grup.
Tahun 1997 adalah kali pertama penyelenggaraan dengan nama FIFA Confederations Cup. Masih Arab Saudi sebagai tuan rumah. Sesuai dengan namanya, tiap juara di masing-masing konfederasi (Oseania, Asia, Eropa, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Selatan) hadir di turnamen ini dan digenapkan menjadi delapan negara oleh tuan rumah serta juara bertahan Piala Dunia edisi sebelumnya.
Australia jawara Oseania tahun 1996, Afrika Selatan jawara Afrika tahun 1996, Mexico jawara Piala Emas CONCACAF tahun 1996, Uruguay jawara Copa América tahun 1995, dan Brasil juara dunia tahun 1994. UEA yang merupakan runner-up Piala Asia tahun 1996 mewakili AFC dikarenakan sang jawara Asia saat itu adalah sang tuan rumah. Sedangkan jawara Piala Eropa tahun 1996: Jerman, menolak berpartisipasi, sehingga diwakili Republik Ceska yang merupakan runner-up Piala Eropa.

Romario (11) – sumber: fifa.com
Final di penyelenggaran tahun 1997 memegang rekor tersendiri sebagai skor final terbesar turnamen sejauh ini. Hat-trick Ronaldo dan Romário ke gawang Mark Bosnich menenggelamkan Australia di final yang dipimpin oleh wasit asal Thailand. Australia gagal mengulangi prestasi di babak grup dimana mereka menahan imbang Brasil 0-0. Terlepas dari kartu merah yang diterima Mark Viduka di menit 24’, skuat Brasil saat itu memang diisi generasi emas seperti: Dida, Cafu, Aldair, Roberto Carlos, Dunga, dan Juninho. Tengok pula dogout Brasil sewaktu final, duduk santai disana Rogerio Ceni, Ze Roberto, Leonardo, Bebeto, dan Rivaldo.
Penggemar sepakbola generasi 90-an yang masih belum bisa move on dari masa itu tentu masih sangat mengingat Vladimir Smicer, Cuauhtemoc Blanco, Pavel Nedved, Harry Kewell, Alvaro Recoba, John Aloisi, dan Marcelo Zalayeta. Oh….. indahnya masa-masa itu 🙂
Dua tahun kemudian, Mexico menjadi tuan rumah pertama di luar Arab Saudi. Kali ini Jerman bersedia berpartisipasi, adapun para peserta lain: Arab Saudi, Selandia Baru, dan Mesir. Runner-up Piala Emas 1998: Amerika Serikat mewakili zona CONCACAF dikarenakan Mexico sebagai juara bertindak sebagai tuan rumah. Mengikuti jejak Jerman di edisi sebelumnya, juara dunia tahun 1998 menolak berpartisipasi dengan alasan tak dapat menurunkan skuat terbaik dikarenakan klub-klub tempat bernaung pemain tak mau melepas pemain membela negaranya karena risiko kelelahan hingga cedera. Jatah turun ke runner-up Piala Dunia. Siapa yang kebagian rezeki? Bolivia: runner-up Copa América tahun 1997 mewakili CONMEBOL menggantikan tempat Brasil.

Trofi – sumber: newsimg.bbc.co.uk
Tuan rumah menjadi juara setelah menang 4-3 atas Brasil. Arab Saudi kalah 0-2 di perebutan tempat ketiga dari Amerika Serikat. Beberapa rekor di turnamen kali ini antara lain sepuluh gol tercipta di waktu normal saat Brasil menyingkirkan Arab Saudi, yang sempat menyamakan kedudukan 2-2, di semifinal. Rekor lain yang belum dilampaui bahkan diulangi hingga saat ini adalah dua quat-trick di Grup A. 25 Juli 1999, Cuauhtemoc Blanco seakan mengajarkan pemain Arab Saudi bagaimana caranya mencetak empat gol untuk kemenangan 5-1. Empat hari berselang, hasil belajar dari Cuauhtemoc Blanco langsung dipraktekkan Marzouk Al-Otaibi saat mencetak quat-trick pada kemenangan Arab Saudi 5-1 atas Mesir.
Piala Konfederasi di milenium baru digelar di benua Asia. Korea Selatan dan Jepang tuan rumahnya. Gol Patrick Viera di menit 30’ ke gawang Yoshikatsu Kawaguchi menjadi satu-satunya gol yang dapat membawa pulang Piala Konfederasi untuk disandingkan dengan Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000. Perancis menjadi tim kedua setelah Brasil yang dapat secara beruntun memenangkan kejuaraan dunia, benua, dan antar benua.
Jerman kembali menolak berpartisipasi mewakili konfederasi UEFA, kali ini dengan status sebagai runner-up Piala Dunia 2002. Sebagai tuan rumah dan juara Piala Eropa 2000, Perancis otomatis berpartisipasi. Setali tiga uang dengan Jerman, Italia sebagai runner-up Piala Eropa 2002 juga menolak berpartisipasi. Spanyol yang saat itu berada di rangking kedua FIFA juga sama. Akhirnya Turki sebagai peringkat ketiga Piala Dunia 2002 yang mewakili UEFA.

Foe – sumber: storiedicalcio.altervista.org
Perancis mengulangi prestasi Mexico di tahun 1999: menjadi juara di rumah sendiri. Kemenangan ini sekaligus mengobati performa buruk mereka di Piala Dunia 2002. Satu-satunya gol Thierry Henry di babak pertama extra time ke gawang Kamerun semakin menambah kesedihan setelah tiga hari sebelumnya mereka kehilangan Marc-Vivien Foé yang meninggal saat sedang bermain di semifinal melawan Kolombia.
Brasil mengulangi final Copa América 2004 saat bersua Argentina di Piala Konfederasi 2005 yang diselenggarakan di Jerman. Bedanya jika di Copa América 2004 Brasil harus diselamatkan gol Adriano di menit 93’ untuk sampai babak adu penalti guna menjadi juara, maka di Piala Konfederasi 2005 Brasil dengan meyakinkan menggebuk Argentina dengan skor mencolok 4-1. Sebaliknya tuan rumah bersusah payah mengalahkan Mexico di perebutan tempat ketiga setelah gol Michael Ballack di menit 97’ memastikan kemenangan Jerman. Sejak edisi ini, Piala Konfederasi diselenggarakan empat tahun sekali dengan penyelenggaraan satu tahun sebelum Piala Dunia yang bertempat di tuan rumah Piala Dunia
Di tahun 2009, Afrika Selatan menjadi tuan rumah pertama di benua Afrika yang menyelenggarakan Piala Konfederasi. Brasil menjadi tim kedua setelah Perancis yang mampu memenangkan Piala Konfederasi secara beruntun. Satu gol Lúcio melengkapi dua gol Luis Fabiano, yang menjadi top skorer turnamen dengan lima gol, yang membawa kemenangan atas Amerika Serikat 3-2. Sedangkan tuan rumah berada di peringkat empat setelah dikalahkan Spanyol.

Brasil 2013 – sumber: wikipedia
Partai Brasil melawan Jepang pada tanggal 15 Juni 2013 akan menandai dibukanya edisi ketujuh Piala Konfederasi yang akan digelar hingga tanggal 30 Juni 2013. Spanyol, Mexico, Uruguay, Tahiti, Italia, dan Nigeria melengkapi delapan negara peserta. Akankah Brasil menjadi salah satu tim yang akan bertanding di partai terakhir turnamen? Yang berarti memperbesar peluang mereka menjadi juara tiga kali Piala Konfederasi secara beruntun. Yang juga berarti tetap menyimpan trofi Piala Konfederasi hingga tahun 2017 saat digelar kembali di Rusia. (soe)
Like this:
Like Loading...