Sebut nama Trabzon di hadapan seorang penggemar sepakbola. Tak perlu sampai belajar membaca pikiran, Anda tahu kata pertama yang terlintas di kepalanya adalah Trabzonspor. Belum yakin? Cobalah. Trabzonspor adalah salah satu kekuatan sepakbola di Turki selain trio dari Istanbul: Galatasaray, Fenerbahçe, dan Beşiktaş.
Klub yang bermarkas di Hüseyin Avni Aker Stadium ini akan menjadi salah satu venue Piala Dunia U-20 yang digelar mulai dari 21 Juni hingga 13 Juli. Stadion ini akan menggelar enam pertandingan, dengan rincian: empat pertandingan pada babak grup, satu pertandingan saat enam belas besar, dan satu pertandingan lagi saat semifinal.

Avni Aker – sumber: forumtayfa.net
Nama stadion yang berlokasi di daerah yang pada masa lampau merupakan salah satu jalur sutra ini merujuk pada nama seseorang yang konon ceritanya adalah guru pendidikan jasmani pertama di kota Trabzon. Stadion yang pada awal berdirinya di tahun 1951 hanya berkapasitas 2.500 tempat duduk, kini telah menambah daya tampung sekitar 25.000 tempat duduk setelah renovasi terakhir di tahun 2010.
Dengan kondisi geografis yang didominasi dataran tinggi dan bukit, kota Trabzon adalah salah satu daerah utama penghasil hazelnut, cherry, dan teh di Turki yang cukup berkontribusi di sektor perekonomian. Penggerak lain perekonomian di Trabzon adalah pelabuhannya. Berbatasan langsung dengan Laut Hitam, sudah sejak dahulu kala pelabuhan Trabzon menjadi penghubung perdagangan barang antara Eropa dan Timur Tengah. Sebagai kota di pinggir laut, Trabzon menyuplai kurang lebih dua puluh persen produksi ikan di Turki. Makanan khas lokal sejenis ikan asin, hamsi, pun banyak dijumpai di restoran-restoran kota Trabzon.
Penduduk Trabzon sangat dikenal dengan rasa humor, kecerdasan, dan kesetiaannya pada keluarga, agama, dan negara. Konon, Atatürk pun memilih pasukan pengamanan presiden dari penduduk di wilayah ini karena loyalitas dan kemampuan bertempur mereka.

Avni Aker – sumber: turkish-football.com
Layaknya fans sepakbola di Turki, para pendukung Trabzonspor pun dikenal sangat fanatik. Mereka sangat terkenal dengan aksi di menit ke 61’ di setiap pertandingan Trabzonspor. Stadion sontak berubah penuh dengan kembang api dan confetti sepanjang satu menit. Angka 61 sendiri merujuk pada kode pos kota Trabzonspor.
Şenol Güneş yang membawa Turki menjadi peringkat tiga dunia saat Piala Dunia tahun 2002 adalah kebanggaan tersendiri bagi klub yang warna kostumnya terinspirasi dari Aston Villa ini. Ia memegang rekor tidak kebobolan selama 1.110 menit. Pada musim 1993/94 ia ditunjuk sebagai pelatih Trabzonspor yang turut andil mendatangkan kembar Arveladze: Shota dan Archil.

Avni Aker – sumber: doratasarim.com.tr
Pada musim 2011/12 menjadi berkah tersendiri bagi warga Trabzon. Menyaksikan klub kebanggaan berlaga di babak grup Liga Champions. Durian runtuh ini dijatuhkan federasi sepakbola Turki setelah mencoret keikutsertaan Fenerbahçe sebagai wakil Turki di Liga Champions yang merupakan juara liga di musim 2010/11. Pencoretan ini dikarenakan Fenerbahçe terlibat skandal pengaturan pertandingan oleh sang presiden klub. Sang presiden dihukum, namun gelar musim tersebut tak jatuh ke sang runner-up: Trabzonspor.
Musim itu menjadi cerita tersendiri bagi klub juara delapan kali Süper Lig, tujuh kali Turkish Cup dan delapan kali Turkish Super Cup ini. Klasemen akhir di musim 2010/11 hanya memberikan mereka tiket kualifikasi babak ketiga Liga Champions League. Agregat 1-3 melawan Benfica mengantarkan mereka ke fase turnamen Eropa berikutnya: play-off Liga Europa melawan Ahletic Bilbao. Menahan imbang Athletic Bilbao di Estadio de San Mamés pada tanggal 18 Agustus 2011, seminggu kemudian mereka sudah siap menjamu sang lawan di Turki. Namun pertandingan leg kedua tersebut batal, dikarenakan Trabzonspor menggantikan sang juara Turki di babak grup Liga Champions. Apa jadinya jika leg kedua tetap dilangsungkan? Mungkinkah Athletic Bilbao tetap bisa melaju sampai ke all Spanish Europa League final?
Keangkeran stadion Hüseyin Avni Aker pernah dirasakan oleh Liverpool, Internazionale, dan Olympique Lyon. Saat Kevin Keegan dan Ray Clmence membawa Liverpool menjuarai Liga Champions edisi 1976/77, di babak putaran kedua mereka harus melawat ke Hüseyin Avni Aker pada leg pertama. Apa hasilnya? Liverpool pulang dengan kekalahan 0-1. Beruntung bagi Liverpool, gol Keegan di menit ke 19’ menutup kemenangan 3-0 mereka leg kedua.

Avni Aker – sumber: aslantepe.biz
Kisah serupa dialami Bruno N’Gotty, bek Olympique Lyon ini harus melihat gawang timnya dibobol masing-masing empat kali baik saat bermain di kandang maupun tandang. Lain cerita saat Piala UEFA di musim 1983/84, Internazionale merasakan tangguhnya Trabzonspor di kandangnya. Saat leg pertama bertandang, punggawa sekelas Walter Zenga, Guiseppe Bergomi, dan Aldo Serena tak mampu menghindarkan Internazionale dari kekalahan 0-1. Namun kemenangan 2-0 di kandang membawa Internazionale melaju ke fase berikutnya.
Dua puluh delapan tahun kemudian kedua klub bertemu kembali, kali ini di fase grup Liga Champions 2011/12. Tak mau mengulangi kenangan lama, Trabzonspor mengalahkan Internazionale di Guiseppe Meazza. Trabzonspor tak terkalahkan di kandang selama fase grup, menuai hasil imbang tiga kali. Namun hanya empat laga ini saja yang berakhir positif menghasilkan poin untuk mereka. Menduduki peringkat ketiga, mereka harus kembali ke arena Piala Europa. PSV Eindhoven menuntaskan perjalanan Trabzonspor di kompetisi Eropa tahun itu. Hal yang lucu mengingat Trabzonspor harus bolak-balik Liga Champions – Europa League pada musim 2011/12.

Avni Aker – sumber: burdurweb.com
Dari empat pertandingan babak grup yang dilangsungkan di Hüseyin Avni Aker, tiga diantaranya berlangsung di Grup C yang diisi Australia, El Savador, Kolombia, dan Turki. Dua kali tuan rumah bermain di stadion ini: 22 Juni saat menjamu El Savador dan seminggu kemudian saat menantang Australia di pertandingan terakhir tuan rumah di babak grup. Apa mungkin karena tuah yang dibawa Hüseyin Avni Aker membuat sang tuan rumah melangsungkan dua pertandingan grup di stadion ini? (soe)
Like this:
Like Loading...